Holding sun

Holding sun

Selasa, 25 Agustus 2015

My Wedding Ceremonies

Ta daaa.. Lama banget nih gak main di blog. Emm...mumpung masi bergelar pengantin baru, jadi kepingin ceritain tentang semuaaa prosesi pernikahanku kemarin. Siapa tau aja bisa jadi bahan bacaan buat kalian yang berencana menggelar acara serupa. Langsung aja yukkk...:*

Karena keluargaku sama keluarga suami sama sama tinggal di kampung, jadi mau gak mau kami masih mengikuti adat ketimuran, yang emang harus berhari-hari rampungnya. Capek?? Iyaa sihhh, tapi serunya malah berasa lama loo..bisa jadi pengantin berhari-hari..hihi... Apa aja sih prosesinya?? Kita buka yugg..^^

1. Sabtu, 01 Agustus 2015 - Ngruwat -


Hari itu adalah ritual wedding pertama di keluargaku. Namanya Ngruwat, lebih tepatnya Ngruwat Santri. Emm..katanya nih,,perlu dilakuin ritual ini karena aku dua bersaudara, aku perempuan dan adikku laki-laki. Jadi, untuk menghindarkan dari bala, begitu katanya. Emtahlah...ini termasuk syirik apa enggak. Jika iya, smoga Allah mengampuni hamba yang tak berdaya ini. :)
Nahh..untuk acara ini, yg harus disiapkan adalah air dari 7 sumber, kembang setaman, ingkung ayam kampung, telur ayam kampung, dan nasi uduk untuk kenduri setelah acara. Enggak tau pula apa esensi dari bahan-bahan itu, hehe... Acaranya sih sebenarnya gak muluk-muluk. Awalnya hanya pembacaan Yaasiin dan Tahlil biasa, layaknya Jamaah Yaasiin biasa. setelah selesai, baru deh dilanjutin sama kenduri. Sebenrnya sih kata tetangga-tetangga aku, pengantin dan keluarganya harus standby dan mengikuti jalannya acara. Tapi, berhubung gak dipanggil sama tetua adatnya,dan kebetulan juga lagi ada pasar malam di dekat rumah, maka jadi deh aku kabur,,wkwkwk.... Acara Ngruat ini dilakukan ba'da Isya hingga jam setengah sepuluh (kalo gak salah :-P). Ada yang bilang, air 7 sumbernya harus dipakek mandi keesokan harinya. Ehh... lagi-lagi nih, karena aku penganut aliran anti mainstream, airnya malah aku pakek nyiram bunga,hihihi... (Gak boleh ditiru yaa...)

2. Rabu, 05 Agustus 2015 -Becekan/Buwuhan-

Ini nih, acara yang gak direncanakan tapi terlaksana. Haduhh...tau sendiri kan, kalo dulu di kepanitiaan terjadi hal semacam ini, pasti bikin galau plus ribet sana sini. Awalnya, keluargaku hanya berencana ngadain pengajian aja, gak pakek rame-rame. Tapi... pas hari raya kemarin, sanak saudara pada nanyain dan bilang mau datang meskipun gak diundang. Alhasil, Rabu itu udah banyak banget keluarga dari jauh yang datang. Mana datangnya pagi-pagi lagi, aku belum mandi Makkk....hihihi... Edisi pengantinnya masih bau iler..wkwkwk....

3. Kamis, 06 Agustus 2015 -Akad Nikah-

Woww...this is the most important day. Pasti lah ya,,,semua acara sama perayaan gak bakal bermakna jika akad nikahnya gagal. Akadnya sih jam 3 sore, tapi aku sudah didandanin dari pagi,, uhh...pusng juga nih kepala,,hehe... Dari pagi masih banyak tamu Bapak dan Ibu yang datang, mau gak mau aku harus ikut menyapa dong...^^ Jam 12.00 WIB. Udah deg-deg an nii... Kabar terakhir dari calon suami, mereka masih ada acara Nyambung Tuwuh di rumah sana (aka TA). Bakal telat pasti,,pikirku. Dan benar saja, mereka baru berangkat jam 13.30, padahal perjalanan kesana 1,5 jam jika naik motor plus gak ada gangguan sama sekali. Jam 15.00 WIB. Udah dehh...semua orang nanyain, "kok belum datang, sampek mana?" Waduhh...riweh dehh..apalagi pas pak penghulunya udah nyampek rumahku duluan. Rasanyaa... dag dig dug derrr...bukan apa-apa, aku cuma khawatir aja sama calon suamiku. Gimana kalo... Gimana jika... Haduhh...pikiran-pikiran buruk berkecamuk dehh..:( Alhamdulillah..jam 15.30 WIB, rombongan calon suamiku tiba. Tanpa menunggu lama, langsung saja dieksekusi. Bapak penghulunya juga sudah gak sabar gitu, apalagi pengantinnya..hehehe...
Moment sakral yang semestinya berlangsung dengan khidmad dan tenang disulap menjadi gelak tawa layaknya panggung komedi. Emang dasarnya suamiku suka ketawa,sampai pas akad pun senyum tak pernah urung dari wajah tampannya., wowww... Pak Penghulu yang berwajah seram pun urung marah-marah karena keterlambatan acara, padahal nih,,pak penghulu di desaku itu terkenal galak, telat sedikit aja, langsung ngamuk dan minta denda sampai ratusan ribu. Beruntung dehh punya calon suami yang rajin ketawa plus innocent..hihihi.... Kehebohan gak berakhir disitu, begitu berjabat tangan dan mengucap ijab qabul...."Saya terima nikahnya L... binti ..... dengan mas kawin......" duaarrrrr.... mana yaa mas kawinnya??? Waduuhhhh...ampuuunnn..mas kawinnya ketinggalan Pakkk... Seketika pecahlah tawa dari seluruh keluarga yang menyaksikan prosesi akad nikahku itu. Hahhaha...mau ngambil?? Jauhhh... Masa iya mesti dipending..:( Untungnya, mas kawinnya hanya uang, jadi minjem dulu  dahh... Minjem duit dulu ke Om, meski jumlahnya gak sama persis, tapi pak penghulu mau menerima. Emmm... jumlahnya sih disesuaiin sama tanggal akadnya, tapi gk usah disebutin lahh yaa..biar gak terlihat hargaku yang murah..wkwkwk....
Sahhh...Alhamdulillah,, akhirnya dengan mas kawin minjem, aku udah sah jadi istri orang..hehehe...

4. Jumat, 07  Agustus 2015 - Temu Manten + Walimatul Ursy -

Hari itu saatnya keluarga dari mempelai pria datang ke rumah mempelai wanita, istilahnya ngeterne manten lanang. Keluarga mertua datang pukul 11.00 WIB, kemudian lanjut Sholat jumat dahulu, sementara prosesi dilakukan setelah sholat Jumat. Saat prosesi, pengantin pria ditempatkan di luar gerbang, pertanda bahwa mereka yang bertamu, kemudian aku dari dalam rumah berjalan diikuti dengan rangkaian janur kuning (dinamakan kembar mayang) yang dibawa oleh dua orang perawan. Begitu juga dengan mempelai pria, berjalan diikuti kembar mayang yang dibawa oleh dua orang perjaka. Ketika sudah dekat, aku dan suami bergantian melempar seikat daun sirih kearah badan masing-masing. Setelah itu, masing-masing kembar mayang ditukar (yang dibawa si perawan ditukar dengan yang dibawa si perjaka), yang sepasang tetap dibawa, yang sepasang dilempar ke atap rumah. Sementara itu, aku berlutut membersihkan kaki suamiku dengan kembang setaman, kemudian memecahkan telur ayam kampung di kakinya. Esensinya, istri itu harus melayani suaminya dan patuh perintahnya. Begitu mungkin ya,,hehe... Usai pecah telur, aku disuruh bergandengan tangan dengan suami sambil berjalan berputar sebanyak tiga kali (untung gak banyak-banyak, bisa pusing yaa..hehehe). Usai itu, Bapakku menuntun kami berdua menunju ke pelaminan menggunakan sindur (kain merah yang ditelangkupkan kepada kedua mempelai), sedangkan Ibuku menuntun dari belakang. Kami kemudian didudukkan di pelaminan. Lalu suami menaburkan beras dan uang koin ke arahku, yang harus aku terima menggunakan kain. Hal ini pertanda, suami harus memberikan nafkah kepada istri dan istri harus menerima dengan ikhlas. Kemudian bungkusan kain tersebut diberikan kepada Ibuku. Berikutnya, acara suap-suapan. Kami diberikan nasi tumpeng kecil dan air di gelas. Bergantian suami menyuapi aku, dan aku menyuapinya. Lucu juga sihh...diliatin banyak orang..wkwkwk.... Setelah kenyang, lanjut sungkeman, pertama ke orang tuaku, kemudian perwakilan orang tua suami. Mungkin karena sudah terbawa suasana rame dari awal, jadi aku malah ketawa-ketawa aja, suamiku yang haru sampek keluar air matanya. Wiii...so sweet dehhh... Dann.. prosesi selesai, lanjut footo-foto..
Malamnya, diteruskan dengan Walimatul Ursy, sekalian dengan Walimatul Aqiqah adik aku. Pengajian biasa sih, mengundang kyai dari Malang. Sebenarnya acara dimulai ba'da Isya, tapi molor sampai hampir jam 9 karena menunggu pak kyai nya datang. Huhh...rasanya udah lengket aja nih mata. Tapi pas pengajiannya, berhubung kami dipajang di pelaminan, melek lagi dehh..hehehe... Yaaa... pengajiannya sih membahas rumah tangga gitu, siiipp deh buat pedoman..

5. Sabtu, 08 Agustus  2015 - Becekan Mertua -

Setelah rampung acara di rumahku, lanjut dehh di rumah mertua. Sabtu pagi aku dan suami balik ke rumahnya. Sama halnya dengan di rumahku, tugasku adalah menyalami tamu-tamu undangan yang datang. Meskipun teknisnya beda, tapi secara umum sama lahh dengan becekan di rumahku.

6. Minggu, 09 Agustus 2015 - Ngunduh Manten + Resepsi -

Hari itu keluargaku datang ke rumah mertua, pura-puranya sih nganterin aku,hihi.. lahh..kan aku udah pergi duluan,hehe... Jam 10.00, keluargaku datang. Aku dan suami berjalan di depan rombongan keluargaku, biar terkesan aku baru datang gitu,,hihi.. Setelah itu dicegat orangtua suami yang menyuapi nasi dan memberi minum dari kendi. Selanjutnya, giliran orang tua suami yang mengiring kami memakai sindur menuju ke palaminan. Kemudian sungkeman, mulai orangtua suami dan orangtuaku. Kemudian dilanjutkan dengan sesi foto-foto. Sebelum dhuhur acar sudah selesai dan kelurgaku pulang kembali. Ada rasa bahagia, sedih dan juga takut,, aku ditinggal sendiri, di habitat yang masing asing bagiku. Ahh...segera saja aku tepis rasa itu, karena masih ada resepsi yang menunggu. Jam 13.00, acara resepsi. Seperti biasanya, resepsi pernikahanku juga berkonsep standing party, jadi aku hanya berdiri di pelaminan, gak terlalu capek lahh.. Bedanya, kami sendir, gak ada orang tua yang mendampingi di samping mempelai seperti biasanya. Rencananya sih memang ada orangtua, tapi maklumlah, selalu ada yang tak sesuai rencana,,hehe... 

Resepsi adalah prosesi terakhir, Alhamdulillah... Sebenarnya masih ada yang namanya sepasaran, tapi hanya kenduri biasa, tidak perlu memakan tenaga lebih,,hehehe... Semua selesai, kata SAH telah terucap, saatnya bersiaappp... Eiitzz..bersiap apa nih?? Ya bersiap perang lahh..perang melawan semua godaan syaitan untuk menuju keluarga yang Sakinah Mawaddah wa Rahmah, keluarga yang sukses di dunia hingga akhirat. Bismillah.. Insya Allah pasti bisa!! ^^